Pelan namun pasti, bantuan sosial tunai (BST) Kementerian Sosial RI yang diberikan kepada masyarakat Kota Malang pada tahun 2020 akhirnya selesai. Termasuk bantuan untuk masyarakat kelurahan Sukoharjo Kota Malang, Jumat (18/9/2020).
Berbeda dengan bulan bulan sebelumnya, pada penyaluran bantuan BST yang keenam ini antrean nampaknya semakin sepi. Masyarakat juga tertib mentaati protokol kesehatan untuk bisa mengambil bantuan yang diberikan di Kantor Pos Besar Kota Malang.
Lurah Sukoharjo, Munadi, S.Sos.MM membenarkan hari ini adalah penyerahan bantuan BST untuk warga Kelurahan Sukoharjo yang keenam. Ini adalah bantuan terakhir dari Kemensos melalui BST di tahun 2020.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar. Ada sebanyak 580 KPM (Keluarga Penerima Manfaat) Kelurahan Sukoharjo yang mengambil bantuan BST yang keenam ini,” jelas Munadi, Jumat (18/9).
Munadi mengakui berbeda dengan penerimaan sebelumnya yang terjadi antrean panjang. Proses penerimaan bantuan BST hari ini lebih teratur. Masyarakat tidak berjubel mengambil bantuan secara bersamaan, namun sejak pagi sedikit demi sedikit mengambil dan jam 11.00 WIB sudah selesai.
Dari 580 KPM Kel. Sukoharjo yang dijadwalkan menerima bantuan, hingga loket ditutup tercatat 538 KPM sudah mengambil bantuan tersebut, sementara 42 KPM belum mengambil.
“Warga yang belum mengambil bantuan pada hari ini, nanti dapat langsung mengambil di loket Kantor Pos Besar Malang, sesuai dengan jadwal pengambilan susulan yang dikeluarkan Kantor Pos, ” tutur Munadi,
Syarat dan ketentuan pengambilan susulan juga tetap harus dilengkapi, yakni membawa KTP dan KK asli sesuai dengan surat undangan. Jika berhalangan harus menggunakan surat kuasa kepasa keluarga dalam satu KK yang diregister oleh Kelurahan. Jika nama yang tercantum dalam undangan sudah meninggal, maka harus menggunakan surat pernyataan waris khusus untuk pengambilan bansos tersebut.
“Selain itu, KPM juga harus mematuhi protokol kesehatan pada saat mengambil BST di kantor pos,” tambahnya.
Penerima BST Matulah mengaku senang bantuan BST Kemensos bisa didapat lagi sehingga bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Pasalnya dengan saat ini dalam kondisi COVID-19 penghasilannya sebagai penjual ikan pindang menjadi tidak menentu.
“Ini bantuan sudah yang ke enam, meskipun sedikit harus kami syukuri sebab saat saat ini tidak mudah mendapatkan uang Rp 300.000,” kata Matulah.
Matulah menambahkan, meski senang mendapat bantuan, ia juga berharap pendemi Covid 19 saat ini bisa segera berakhir. Pasalnya dengan kegiatan banyak dibatasi, interaksi dengan masyarakat tidak sebebas dahulu membuatnya tidak bisa maksimal dalam bekerja.
“Sejak pendemi COVID-19 penghasilan saya menjadi tidak menentu. Saya berharap pandemi COVID-19 segera berakhir agar enak beraktivitas seperti masa lalu (sebelum pandemi, red),” tegas Matulah.
Sama dengan Matulah, Ali Mansur penerima bantuan asal Kelurahan Sukoharjo mengakui sejak pandemi COVID-19 penghasilannya sebagai buruh bangunan jauh menurun. Banyaknya masyarakat yang fokus untuk memenuhi kebutuhan sehari hari dibandingkan membangun rumah menjadi kendala tersendiri.
“Sepi Pak kerja di bangunan saat ini. Untung ada bantuan BST bisa kami manfaatkan untuk kebutuhan sehari hari,” kata Ali.*** (cah/dmb)