BeritaUtama

Kelurahan Sukoharjo Ambil Bagian Dalam GASS

GASS (Gerakan Angkat Sampah dan Sedimen) yang diluncurkan sejak 27 Desember 2019 terus digencarkan. GASS memang diselenggarakan secara rutin tiap Jum’at, bergiliran di tiap kecamatan. Fokusnya di salah satu kelurahan di kecamatan yang ketempatan. Jika sebelumnya di Kecamatan Sukun, kali ini GASS menyasar Kelurahan Penanggungan Kecamatan Klojen Kota Malang, Jumat (24/1/2020).

Pasukan Sukoharjo ambil bagian dalam GASS di Kel. Penanggungan Klojen, Jum’at (24/01/2020)

GASS ini diikuti sejumlah peserta yang berasal dari berbagai unsur, seperti ASN dari seluruh kelurahan di Kecamatan Klojen, TNI-Polri, Kader Lingkungan, Linmas, serta berbagai relawan lainnya.

Perangkat beserta staf Kelurahan Sukoharjo tak mau kalah. Sekitar 7 orang karyawan beserta babinsa dan babinkamtibmas Kel. Sukoharjo ikut ambil bagian dalam GASS. Memang tidak semua karyawan Kel. Sukoharjo bisa ikut hadir, karena sebagian harus tetap dinas dalam untuk berikan layanan publik kepada masyarakat.

Berbekal karung glangsi dan “persenjataan” seadanya, pasukan Sukoharjo hadir sejak pagi di lapangan Japan Cianjur, dekat TMP Suropati.

Apel pagi singkat dipimpin oleh Wakil Wali Kota Malang Ir. H. Sofyan Edi Jarwoko yang didampingi Sekda Kota Malang Drs. Wasto, SH, MH dan Profesor M. Bisri. Turut hadir pula Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Malang, Kepala DLH Kota Malang, Kepala DPUPR-Perkim Kota Malang, Camat Klojen, serta Kabag Humas Setda Kota Malang.

Setelah memberikan beberapa pesan singkat kepada seluruh peserta, ia turun langsung ke titik utama saluran tersumbat di Jalan Cianjur. Di lokasi tersebut ada bangunan usaha yang menutupi saluran drainase dan menjadi pemicu sedimentasi saluran di ujung Jl. Cianjur. Mendapati hal tersebut wawali langsung memerintahkan pembongkaran bangunan tersebut.

“Jika dalam satu kawasan masih belum selesai, harus dilanjutkan terus sampai menemukan solusi agar tidak lagi banjir,” pesannya sambil memerintahkan Ir. Hadi Santoso, Kepala DPUPR-Perkim untuk membangun kembali drainase yang telah dibongkar tersebut. Ia memberi tenggat hingga Senin (27/1/2020)hl harus sudah tertangani.

Sementara itu, pasukan Sukoharjo memilih lokasi lain untuk dibersihkan. Setelah blusukan melalui gang-gang kecil tak jauh dari lokasi apel, tibalah mereka di lokasi sasaran. Lokasi dimaksud adalah sungai di tengah perkampungan, tak jauh dari pasar krempyeng.

Dasar sungai tersebut mengalami pendangkalan akibat batu-batu serta barang pecah belah yang dibuang di sana. Kendala yang dialami adalah kurang luasnya akses untuk mengangkat sedimen tersebut, karena sungai di tengah perkampungan tersebut umumnya ditutup beton.

Setelah berkutat sekitar satu jam, Pasukan Sukoharjo berhasil mengumpulkan sekitar empat glangsi berisi sampah, batu, beling serta aksesoris sepeda motor. Hasil perolehan tersebut, karena berisi batu, akhirnya diseret ke titik pengumpulan untuk diangkut dump truck bersama sampah dan bebatuan dari kelompok lainnya.

Walau hasil yang diperoleh tidak terlalu signifikan, namun upaya tim Sukoharjo dan relawan lainnya ini dapat membuka mata dan kesadaran masyarakat untuk ikut peduli pada kebersihan dan kelancaran arus sungai. Kalau mampet dan meluap, tentu warga sekitar sungai juga yang dirugikan.

Di akhir kegiatan Wawali yang akrab disapa Bung Edi berpesan bahwa setiap kelurahan harus melaporkan titik-titik mana saja yang kerap terjadi banjir. Nantinya, sistem tersebut akan dimasukkan ke dalam bentuk digital sehingga penyebab banjir lebih mudah teridentifikasi.

“Kemudian, kami bisa mencarikan solusi. Salah satunya adalah sumur injeksi,” lanjutnya. Dengan begitu permasalahan terkait banjir di Kota Malang perlahan bisa terurai.

“Harus pelan-pelan. Untuk itu kita ajak masyarakat untuk mau peduli dan merawat lingkungannya. Ini harus dijadikan kebiasaan,” tutupnya.* (dmb)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *